TUTORIAL PENYUSUNAN PETA DESA DENGAN GOOGLE EARTH PRO
TUTORIAL
PENYUSUNAN PETA DESA DENGAN GOOGLE EARTH PRO
Secara umum peta adalah data yang menunjukkan gambaran wilayah baik
kondisi geografis, luasan wilayah, kondisi sarana-prasanara, kondisi sosial budaya
dll. Dalam penyusunan peta desa, sebenarnya tidak harus dengan peta yang
berskala. Dengan peta dasar yang ada di desa atau sketsa desa hasil dari
masyarakat desa sudah bisa menunjukkan data terkait kondisi kewilayahan. Tetapi
peta desa yang berskala akan sangat membantu pada saat akan melakukan
perencanaan secara teknis misalnya merencanan pembangunan saluran air. Ketika peta
desa yang ada sudah berskala, tinggal melihat di peta sudah bisa dihitung
berapa panjang saluran yang akan dibangun sehingga akan memudahkan dalam proses
perencanaan.
Tetapi sebenarnya ada yang lebih penting dari itu dimana substansi dari tersusunnya
peta adalah sebagai media kontrol dalam proses perencanaan dan penganggaran
yang ada di desa. Sebagai contoh dalam peta menunjukkan bahwa tingkat
kemiskinan tertinggi ada di RT.01 / RW.I. Jika dalam proses penganggaran
konsisten terhadap proses perencanaan maka penganggaran desa hendaknya berfokus
pada wilayah RT.01 / RW.I. Dan apabila dalam penganggaran di desa tidak
konsisten dengan mengingkari proses perencanaan dimana focus penganggaran di
wilayah RT yang lain, masyarakat selayaknya mengingatkan kepada pihak pemerintah
desa. Titik paling kritis adalah
pada saat proses penganggaran atau pada saat penyusunan APBDesa. Jangan sampai
masyarakat sudah berpartisipasi dalam perencanaan namun lupa mengawal proses
penganggaran sehingga hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.
Seperti halnya Hitler, ia selalu menang dalam pengambilan keputusan. Karena ia
mengambil keputusan saat semua peserta rapat sedang tidur. Sama halnya ketika
masyarakat sudah ikut berpatisipasi dalam proses perencanaan, namun masyarakat
tidak terlibat dalam proses penganggaran, saat itulah masyarakat sedang
tertidur. Dan keputusan mungkin akan sangat berbeda dengan yang diharapkan. Sekali
lagi, masyarakat jangan sampai dalam posisi tidur mulai dari perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pemantauan.
Dalam tulisan ini akan kita ulas bagaimana cara menyusun peta desa yang
berskala mulai dari penyiapan aplikasi, tahapan langkah dan beberapa contoh hasil
peta desa yang sudah jadi.
A.
APLIKASI YANG DIGUNAKAN
Dalam penyusunan Peta
Desa, perlu beberapa aplikasi yang harus dipersiapkan. Ada 3 aplikasi yang
harus dipersiapkan untuk penyusunan Peta Desa diantaranya adalah Google Eart
Pro, Corel Draw dan Autocad. Kegunaan dari masing-masing aplikasi dapat dilihat
dibawah ini:
GOOGLE
EARTH PRO
Google Earth Pro berfungsi untuk identifikasi batas
wilayah desa baik batas Desa, batas RT atau RW. Selain untuk melakukan
identifikasi batas wilayah, berfungsi juga untuk identifikasi sarana-prasarana
jalan dan lingkungan, saluran, rumah tidak layak huni, warga yang belum punya listrik,
warga yang belum memiliki jamban, dll yang dapat menunjukkan kondisi wilayah
desa.
COREL
DRAW
Corel Draw berfungsi untuk merangkai gambar hasil
dari potongan-potongan yang diambil dari google earth. Hasil potongan-potongan
gambar yang telah dirangkai, selanjutnya diconvert kedalam file dalam bentuk
JPEG. Baru setelah file dalam bentuk JPEG, pekerjaan selanjutnya adalah
drafting akhir dengan menggunakan Autocad.
AUTOCAD
Aplikasi autocad banyak sekali fungsinya
diantaranya untuk membuat design otomotif, design bangunan gedung baik interior
maupun eksterior, bangunan air seperti jalan, jembatan, saluran. Berfungsi juga
dalam perencanaan tata ruang wilayah (kota, kecamatan, desa). Dalam kasus ini,
autocad akan kita fungsikan dalam rangka perencanaan tata ruang wilayah desa. Namun
dalam perencanaan tata ruang wilayah desa, autocad tidak bisa berdiri sendiri.
Artinya sebelum membuat sebuah perencanaan tata ruang wilayah desa, terlebih
dahulu melalui dua tahapan kegiatan yaitu penentuan batas wilayah desa dengan menggunakan
Google Earth Pro dan convert gambar dari corel draw menjadi file dalam bentuk
JPEG.
B.
TAHAPAN LANGKAH PEMBUATAN
PETA DESA
INSTAL GOOGLE EARTH
Langkah awal yang perlu kita persiapkan adalah install aplikasi google
earth pro. Bagi yang belum memiliki aplikasi silahkan download disini [google earth pro]. Setelah download,
silahkan install sesuai dengan petunjuk yang ada. Yang perlu diperhatikan pada saat
install adalah computer atau laptop dalam posisi online. Kemudian kita diminta
memasukkan data terkait nama pengguna dan nama email yang masih aktif. Email tersebut
yang nantinya akan kita gunakan untuk login setiap kali kita membuka google
earth. Setelah install selesai, aplikasi sudah siap kita pakai, namun sebelum
kita memakainya, terlebih dulu kita harus mengetahui beberapa fungsi yang ada
dalam google earth pro. Beberapa fungsi yang minimal harus kita pahami
diantaranya adalah sebagai berikut:
- Search Google berfungsi untuk mencari lokasi yang akan kita buat gambar peta
- Folder utama : My Place dan Temporary Place
My Place berfungsi untuk menyimpan data gambar kita secara permanen. Jadi setelah
kita menggambar secara online dan kita simpan data di my place, data bisa dibuka
saat offline. (pada saat penulisan artikel ini, gambar diatas diambil saat
offline)
Temporary Place berfungsi untuk penyimpanan data sementara pada saat online. Tetapi sebelum
kita akan offline, simpan semua data yang ada di folder temporary place ke
dalam folder my place. Caranya: klik
file – save – pilih save to my place. Maka data sudah secara otomatis
tersimpan di my place. Kemudian, jika data yang ada di my place ternyata tidak
pas dan harus ada perubahan bagaimana cara menyimpannya? Caranya: klik file – save – pilih my place. Data
perubahan sudah tersimpan.
- Menambahkan folder di My Place : klik kanan my place – add – folder – tulis nama folder
- Show Ruler (symbol penggaris) berfungsi untuk membuat garis (line), membuat garis lebih dari satu (polyline/path), membuat luasan wilayah (polygon), membuat lingkaran (circle) dan membuat bentuk 3D path & 3D polygon. Untuk membuat peta desa, sebenaryna hanya memaksimalkan fungsi show ruler saja sudah lebih dari cukup.
- Membuat garis (line) : klik show ruler – pilih line – plih satuan (cm/m/km) – klik pada peta yang akan dibuat garis (klik awal dan klik akhir/ujung garis) – lalu simpan (save). Data secara otomatis tersimpan di folder temporary place. Agar data tersimpan permanen, simpan data ke my place dengan cara yang sudah dijelsakan diawal.
- Membuat garis lebih dari satu (polyline/path) : klik show ruler – pilih path – plih satuan (cm/m/km) – klik pada jalur peta yang akan dibuat garis – lalu simpan (save). Data secara otomatis tersimpan di folder temporary place. Agar data tersimpan permanen, simpan data ke my place dengan cara yang sudah dijelsakan diawal.
- Membuat luasan wilayah (polygon) : klik show ruler – pilih polygon – plih satuan perimeter atau keliling (cm/m/km) – plih satuan area atau luas (m2/km2/hektar) – klik pada jalur area peta yang akan dibuat luasan – lalu simpan (save). Data secara otomatis tersimpan di folder temporary place. Agar data tersimpan permanen, simpan data ke my place dengan cara yang sudah dijelsakan diawal.
- Add placemark berfungsi untuk memberikan tanda atau titik deliniasi suatu wilayah atau kawasan. Sebagai contoh titik deliniasi RT.07 / RW.II Desa Talang berada pada 6°54'25.32"S - 109° 8'2.45"E. Artinya adalah bahwa RT.07 / RW.II berada pada persilangan antara garis bujur timur 109° 8'2.45"E dengan garis lintang selatan 6°54'25.32"S.
Dari 8 fungsi yang ada di google earth sudah bisa digunakan sebagai
dasar penyusunan peta desa. Untuk lebih mendalaminya silahkan lihat link
berikut ini:
1. Tutorial 1
2. Tutorial 2
3. Tutorial 3
4. Tutorial 4
PENENTUAN BATAS WILAYAH
DESA
Sejauh yang saya pahami dan pernah dipraktekkan, ada dua jenis metode
dalam penentuan batas wilayah desa diantaranya dengan menggunakan alat GPS
(Global Posisioning Sistem) dan metode FGD (Focus Group Discusion) atau diskusi
kelompok terarah. Dari dua metode ini masing-masing ada kelebihan dan
kekurangannya.
- Menggunakan GPS (Global Posisioning Sistem)
Dengan menggunakan alat ini, akurasi data dapat dijamin. Namun karena
sedikit melibatkan masyarakat dalam proses penentuan batas wilayah, hal ini
sangat dimungkinkan masyarakat menjadi kurang dalam rasa memiliki akan batas
desa. Sense of belonging masyarakat akan batas desa sangat kurang karena
masyarakat tidak ikut terlibat dalam proses penentuan batas wilayah desa.
Metode ini biasa digunakan oleh surveyor yang tidak membutuhkan proses
partisipasi masyarakat.
- Metode FGD (Focus Group Discusion)
Dalam hal akurasi data, memang kalah jika dibandingkan dengan
menggunakan GPS. Namun jika proses FGD benar-benar melibatkan masyarakat yang
benar-benar memahami akan batas wilayah desa, hasil akan tidak berbeda jauh
dengan dan mendekati akurasi data GPS. Hal ini sudah dibuktikan ketika saya
menggunakan metode ini, kemudian kita sandingkan datanya dengan menggunakan data
peta yang dari BPS (Badan Pusat Statistik) hasilnya bisa dibilang 90% lebih
akurat mulai data luas wilayah desa dan data luas wilayah RT. Difiasi kesalahan
disebabkan karena factor peserta FGD ragu-ragu dalam penentuan batas wilayah. Untuk
itu penentuan siapa peserta FGD sangat menentukan hasil. Kelebihan dari metode
ini adalah adanya proses partisipasi masyarakat sehingga masyarakat ada rasa
memiliki akan batas wilayah desa.
Teknik FGD:
1.
Teknik pertama : Diskusi langsung bersama
masyarakat setempat (wilayah RT/RW) dengan membawa laptop. Artinya masyarakat
diajak bersama-sama menentukan batas wilayah desa dengan melihat peta di google
earth.
2.
Teknik kedua : Dari google earth pro dicetak dalam bentuk baner kemudian diserahkan
kepada masyarakat di masing-masing RT/RW agar menentukan batas wilayahnya
sendiri. Setelah baner sudah diberi batas wilayah oleh masyarakat, baru
digambar di google earth pro. Berarti kalo memakai teknik yang kedua ada 3
tahapan yaitu cetak peta dalam bentuk baner, proses FGD di masyarakat lalu
proses gambar di google earth pro.
(Silahkan pilih teknik FGD
mana yang memungkinkan)
Setelah menentukan metode mana yang akan dipakai, berikut cara dalam
menggunakan google earth pro dalam penentuan batas wilayah desa:
- Membuat folder nama desa dengan cara yang sudah dijelaskan diawal
- Menentukan batas wilayah RT dan identifikasi jalan dan lingkungan menggunakan line/path/polygon dengan cara yang sudah dijelaskan diawal.
Berikut contoh gambar batas wilayah RT yang diambil dari google earth
pro
Gambar 1: RT.06, 07, 08
- Lakukan proses langkah no.2 sampai semua wilayah RT selesai
- Setelah identifikasi batas wilayah selesai, langkah selanjutnya adalah mengambil gambar hasil identifikasi batas wilayah. Caranya gunakan aplikasi sniping tools untuk mengambil gambar. Jika aplikasi sniping tools tidak ada, maka bisa menggunakan langkah sebagai berikut: Ctrl+PrtSc SysRq – ctrl+c – buka halaman word – ctrl+v. Gambar hasil copyan tadi kita convert ke JPEG dengan cara: gambar klik kanan – save as picture – pilih JPEG. Kemudian buka file JPEG yang baru saja disimpan dengan menggunakan microsof photo paint, setelah dibuka klik picture – pilih crop – lalu crop gambar sesuai yang kita inginkan – klik ok – lalu save.
- Catatan: sebelum mengambil gambar, atur posisi gambar di google earth harus benar-benar dalam posisi vertical, arah utara dan selatan harus benar-benar dalam posisi 0. Untuk mengetahui posisi gambar benar-benar dalam posisi vertical, utara dan selatan dalam posisi 0, caranya adalah sebagai berikut: klik view – pilih reset – pilih tilt & compass.
- Selain catatan no.5, jarak ketinggian gambar juga harus diperhatikan. Kalau kita mengambil gambar dengan ketinggian 200m, maka dalam mengambil gambar yang lain juga harus dalam ketinggian 200m juga.
- Catatan no.5 dan no.6 akan sangat menentukan dalam proses merangkai gambar di corel draw.
Berikut contoh beberapa potongan gambar hasil identifikasi batas wilayah
RT yang nantinya akan kita rangkai menjadi wilayah desa.
Gambar 1: RT.06, 07, 08
Gambar 2: RT.03, 04, 05, 06,
08, 09, 10
Gambar 3: RT.01, 02, 03,
04, 10, 11
Gambar 4: RT.01, 02, 11
MERANGKAI GAMBAR POTONGAN
DENGAN MENGGUNAKAN COREL DRAW / MICROSOF WORD
Tahap menentukan batas wilayah desa sudah selesai. Selanjutnya yang akan
kita lakukan adalah merangkai potongan-potongan gambar. Setelah semua gambar
potongan selesai dirangkai, convert gambar menjadi file dalam bentuk JPEG. Ingat:
merangkai gambar ya, bukan merangkai kata-kata menjadi puisi. Bagi yang
kesulitan menggunakan corel draw, bisa menggunakan microsof word.
Caranya:
- Buka halaman baru microsof word
- Setelah itu masukkan gambar potongan yang sudah ada, lalu rangkai gambar-gambar yang sudah ada dengan menggunakan group
- Setelah selesai, klik file pada kiri atas – klik save as – pilih save as type PDF – save
- Buka file PDF dengan menggunakan Acrobat Pro.9 kemudian klik file – klik export – klik image – klik JPEG (lihat gambar dibawah ini)
- Nah gambar JPEG sudah jadi dan bisa dilihat seperti dibawah ini:
PROSES DRAFTING DENGAN
AUTOCAD
Menentukan skala gambar:
Proses yang terakhir adalah proses drafting dengan menggunakan autocad. Catatan penting sebelum proses drafting
adalah PENENTUAN SKALA. Perlu
diingat bahwa ukuran pada saat kita menggambar di Google Earth Pro adalah
ukuran gambar yang sesungguhnya (artinya tanpa skala). Ketika gambar dari google earth ke corel draw
/ word kemudian dilanjutkan ke autocad tentunya mengalami perubahan ukuran. Hal
ini yang harus di selesaikan terlebih dahulu sebelum melakukan drafting di
autocad. Sebagai contoh di google earth panjang ruas jalan menunjukkan 143m.
Kemudian ketika sampai di autocad berubah menjadi 1,2cm (misal 1 unit mewakili
1cm). Maka dalam kasus ini 1,2cm mewakili 143m, sehingga gambar kita memiliki
skala 1 : 11.916,67. Sebuah angka skala yang tidak biasa dimana skala pada umumnya
berkisar 1 : 5.000 atau 1 : 10.000, dll. Lalu caranya gimana agar skala gambar
kita berubah menjadi 1 : 5.000 atau 1 : 10.000? Untuk lebih mudahnya kita akan
menjadikan gambar kita menjadi 1 : 10.000 dulu. Caranya hasil skala gambar
kita, kita bagi 10.000, kemudian hasil dari pembagian tersebut kita kalikan
dengan ukuran gambar yang ada di autocad. Berarti 11.916,67 : 10.000 =
1,191667. Kemudian 1,191667 x 1,2 = 1,43. Sehingga 1,43cm mewakili 143m atau
1,43cm mewakili 14.300. Berarti jika 14.300 kita bagi 1,43 hasilnya adalah
10.000. Dengan kata lain skala gambar kita sudah berubah menjadi 1 : 10.000
Lebih simpelnya kita
ulangi perhitungan skala gambar sebagai berikut:
Ukuran di google earth = 143m
Ukuran di autocad =
1,2cm
Skala gambar sementara = 14.300cm : 1,2cm = 11.916,67 (skala 1 : 11.916,67)
Akan
dirubah menjadi = 1 : 10.000, maka:
Skala dibagi 10.000 =
11.916,67 : 10.000 = 1,191667
Kalikan gambar di autocad dengan 1,191667
=
1,2 x 1,191667
=
1,43cm
Cara mengalikan gambar atau membuat skala gambar:
Klik gambar – ketik SC – klik sudut gambar – ketik
1,191667 – enter (ukuran gambar di autocad sudah berubah yang tadinya 1,2cm
berubah menjadi 1,43cm)
Berarti =
1,43cm mewakili 143cm (14.300)
Skala sudah berubah jadi = 1,43 : 14.300 atau 1 : 10.000
Catatan:
Ukuran skala 1 : 10.000 merupakan patokan awal
untuk memudahkan kita dalam merubah skala gambar misalnya menjadi 1 : 1.000, 1
: 2.000, 1 : 5.000, 1 : 15.000 dll.
Menentukan
ukuran kertas
Sekarang giliran menentukan ukuran kertas yang akan
dipakai, apakah menggunakan A4, A3, A2 atau A1. Ukuran kertas yang kita pakai
sangat berhubungan erat dengan skala yang kita gunakan. Semakin kecil kertas
yang kita gunakan, akan semakin kecil pula skala yang kita gunakan demikian
juga sebaliknya. Sebagai contoh kertas A4 mungkin akan ideal jika menggunakan
skala 1 : 20.000 atau kerta A3 mungkin akan ideal dengan skala 1 : 10.000. (ukuran
kerta dan skala tersebut hanyalah contoh saja, ideal atau tidaknya akan
ketahuan saat kita menerapkan langsung di autocad). Berikut daftar ukuran
kertas yang akan kita pakai:
A4 = 21,5 x
29,7cm caranya = klik rectangle – ketik 21,5 – tab – ketik
29,7 – enter
A3 = 29,7 x
43cm caranya = klik rectangle – ketik 29,7 – tab – ketik
43 – enter
A2 = 43 x 59,4cm caranya =
klik rectangle – ketik 43 – tab – ketik 59,4 – enter
A1 = 59,4
x 86cm caranya = klik rectangle – ketik 59,4 – tab – ketik
86 – enter
Proses
drafting dengan autocad
Bagi yang sudah familiar dengan autocad silahkan
berkreasi sesuai dengan imajinasi masing-masing individu. Tetapi bagi yang
masih awam, untuk drafting cukup menggunakan fungsi polyline. Kenapa
menggunakan polyline dan tidak menggunakan line saja? Karena bentuk peta yang
tidak beraturan akan lebih mudah jika kita menggunakan polyline. Alasan yang
lain, saat kita menggambar luasan wilayah RT misalnya, dengan menggunakan
polyline akan langsung ketemu luasan area wilayah tersebut. Tetapi jika kita
menggunakan line, kita tidak dapat mengetahui berapa luasan area wilayah
tersebut. Selamat mencoba…. Agar lebih semangat, berikut kita tampilkan
beberapa contoh peta desa yang sudah jadi.
Contoh Peta Administratif Desa
Contoh Peta Tematik Tingkat Kepadatan Penduduk < 7,2 M2 / Jiwa
Contoh Peta Tematik Rumah Tidak Layak Huni
Contoh Peta Tematik Warga Tidak Memiliki Jamban Pribadi
Contoh Peta Tematik Warga Tidak Memiliki Listrik Sendiri / Masih Numpang
Contoh Peta Tematik Tingkat Kemiskinan
Proses dari awal hingga akhir sudah selesai. Dari peta yang ada,
menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan yang paling tinggi adalah di RT.04, 10 dan
11. Kemudian tingkat kemiskinan dalam posisi sedang yaitu di wilayah RT.08, 03,
05 & 09. Sedangkan tingkat kemiskinan yang paling rendah ada di wilayah
RT.07, 06, 01, 02. Proses penyusunan peta desa merupakan bagian dari proses
perencanaan yang tak terpisahkan dimana perencanaan yang ada nantinya sebagai
dasar acuan dalam proses penganggaran yang dituangkan dalam APBDesa. Perencanaan
adalah awal dari proses pengendalian, salah dalam proses perenanaan sama halnya
merencakanan kegagalan itu sendiri.
Semoga bermanfaat…
Salam
Desa Mandiri…Sumber : http://adf.ly/1lnaJY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar